Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 22, 2013

Lampu Ibu

Akhirnya bunda datang juga ke Jakarta, didampingi seorang cucu. Kami tidak bisa lagi menutup mata serta telinga beliau. Kasus dan sakitnya abangku, Palinggam, telah disiarkan koran dan televisi. Tak dapat lagi ditutup-tutupi dari bunda. “Antar aku dulu menengok abangmu,” ujar beliau saat kujemput di SoekarnoHatta. “Besok-besok aku menginap di rumah si Nina.” Ia selalu menyebut rumah anak lelakinya dengan nama menantu, dan memanggil anak-anak kami “cucuku”. “Nina dan cucu-cucuku sehat?” “Sehat,” kubilang. “Baiknya Bunda istirahat dulu. Nanti sore kuantar….” “Tak penat aku!” tukasnya keheng, keras kepala. “Terus sajalah.” Aku lalu diam dan terus menyetir. Kapan pula dia merasa penat? Meski umur 80 dan tubuh makin ciut, stamina dan kegesitannya seolah tak berubah. Masih keliling ke berbagai kota bahkan pulau; melihat anak, cucu, dan cicit. Masih pasang mata dan telinga baik-baik, mengikuti perkembangan mereka. Di hari baik bulan baik bagi yang bersangkutan (ulang tahun, naik kel

Sukro dan Sukra

      Langit kelam dan senja lebam dalam guyuran hujan lebat. Kilat menjilat sambung-menyambung seperti ingin membakar langit. Halilintar bersahut-sahutan tiada henti bagai ingin membelah dunia. Kedinginan di halte bus senja itu aku merasa benar-benar kecil. Pasrah oleh jilatan tempias hujan atau sesekali cipratan air yang dilindas ban-ban mobil. Angin berkesiur liar kian kemari. Terlintas dalam benakku bagaimana jadinya jika aku disambar petir. Tubuh terbakar hangus seketika. Gosong. Atau tiba tiba air bah datang dan menghanyutkan tubuhku seperti sepotong kayu. Rasa sesal dan kesal menyeruak dalam dadaku. Betapa bodoh dan tololnya aku. Bukankah aku seharusnya turun di dua halte berikutnya? Kalau tidak melakukan tindakan tolol ini, mungkin aku sudah duduk sembari ngopi ditemani istriku di sebuah gubuk tempat kami mengontrak selama ini. Dalam badai petir seperti ini, mungkin juga aku sudah berada di tempat tidur bersama istriku, seorang perempuan yang tidak cantik tapi ju