Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 18, 2014

Kenangan Didalamnya

IA  menyukai lagu itu, yang sering ia dengar dari radio semasa kecil dan ia nyanyikan di dahan pohon mangga depan rumah, dan ia tetap menyukainya hingga bertahun-tahun kemudian. Di telinganya, penyanyi di radio itu seperti berteriak  apuseeee … dan ia menyanyikannya begitu. Ia pikir ada juga lagu Barat yang berjudul Apuse , sama dengan judul sebuah lagu daerah. Baru nanti, setelah semuanya terjadi, ia tahu judul lagu itu  House for Sale .  Itu lagu yang abadi di dalam benaknya. Kapan pun ia menyanyikannya sekarang, ingatannya akan selalu surut ke suatu sore di masa lalu saat ia duduk di balkon depan kamarnya memandangi gumpal-gumpal awan. Semuanya jernih seperti belum lama terjadi. Ia menikmati rokoknya di balkon itu, satu kakinya dinaikkan ke kursi. Istrinya, dengan gerak kalem dan paras sedih, datang mendekat dan duduk di kursi sampingnya. Ia menoleh ke arah perempuan itu, memandangi beberapa saat paras sedihnya. Istrinya tampak lebih cantik ketika sedih. Pada pagi harinya, saa

Amplop Kosong

IA  masih menatap undangan yang bergerak perlahan mengikuti angin. Kemudian ia menyandarkan diri di tembok dan sesekali melihat undangan yang sempat ia buka beberapa hari yang lalu. Wajahnya kusut dan memelas seperti tak ada lembaran penyambung hidup di kantongnya. Andai ia diterima kerja di pabrik bulan ini, mungkin ia bisa memperoleh pemasukan. Jika tak ada pemasukan, apa layak menghadiri pesta pernikahan? Biasanya, orang menyebut resepsi pernikahan dengan sebutan  bowo . Di acara tersebut ada semacam kotak infak yang dihias sedemikian rupa hingga jauh dari kesan kotak infak itu sendiri. Malahan ada juga bentuknya seperti pot bunga yang besar sekali. Namun, fungsinya sama saja. Untuk mengisi amplop.  Tapi masalahnya, mau diisi apa? Uang pun tak ada. Jika ada paling buat beli pulsa dengan nominal terendah. Apa tidak perlu datang? Ah, bukankah menghadiri undangan itu wajib? “ Assalamu’alaikum .” “ Waalaikumussalam .” Bejo akhirnya datang juga. Rambutnya klimis dan mengenaka