Postingan

Menampilkan postingan dari April 14, 2013
PERSAHABATAN SURI , CHIKO DAN BURUNG LIAR Suri adalah anak yang baru berumur 3 tahun, dia belum bisa membaca karena belum sekolah dan belum belajar mengenal huruf dan angka. Tiap hari dia selalu bermain dengan beragam mainan boneka dan kucing kesayangannya. Kucingnya bernama Chiko, dia adalah kucing berwarna putih yang senang melompat. Chiko dan Suri biasa bermain di ruangan tengah bersama keluarganya. Sesekali mereka juga bermain di halaman depan. Di sana ada rumput dan pepohonan yang menyejukkan. “Suri… Ayo sarapan dulu..” Mama memanggil Suri dari dapur. Chiko menghampiri mama sambil melompat-lompat. Dia seperti mengerti bahwa makanan untuknya juga sudah disiapkan. Suri mengikuti Chiko sambil memegang boneka komodonya yang terbuat dari kain yang lembut. Boneka itu terus Suri bawa sepanjang hari, bahkan hingga dia tertidur. Suri dipangku mama untuk duduk di kursi meja makan. Mama mengambil sendok yang terbuat dari plastik untuk Suri. Suri memang belum bisa maka
PENGEMBARA YANG LAPAR Tersebutlah kisah tiga orang sahabat, Kendi, Buyung dan Awang yang sedang mengembara. Mereka membawa bekalan makanan seperti beras, daging, susu dan buah-buahan. Apabila penat berjalan mereka berhenti dan memasak makanan. Jika bertemu kampung, mereka akan singgah membeli makanan untuk dibuat bekal dalam perjalanan. Pada suatu hari, mereka tiba di kawasan hutan tebal. Di kawasan itu mereka tidak bertemu dusun atau kampung. Mereka berhenti dan berehat di bawah sebatang pokok ara yang rendang. Bekalan makanan pula telah habis. Ketiga-tiga sahabat ini berasa sangat lapar, “Hai, kalau ada nasi sekawah, aku akan habiskan seorang,” tiba-tiba Kendi mengeluh. Dia mengurut-ngurut perutnya yang lapar. Badannya disandarkan ke perdu pokok ara. “Kalau lapar begini, ayam panggang sepuluh ekor pun sanggup aku habiskan,” kata Buyung pula. “Janganlah kamu berdua tamak sangat dan bercakap besar pula. Aku pun lapar juga. Bagi aku, kalau ada nasi sepinggan sudah cukup,” A
SUMPAH ULAT TANAH Hampir seminggu Tuan Peladang duduk termenung. Musim kemarau memusnahkan tanaman diladangnya. Tanah menjadi kering-kontang. Tuan Peladang melihat air simpanannya di dalam tempayan cuma tinggal separuh sahaja lagi. Dia khuatir jika keadaan kemarau terus berlarutan, ini akan mengakibatkan dia mati kehausan. Seekor lembu kepunyaan Tuan Peladang berada di kandang. Sang Lembu gembira kerana tidak perlu bekerja di ladang sejak musim kemarau melanda. Namun demikian, kegembiraan lembu itu tidak lama kerana musim kemarau itu menyebabkan rumput-rumput segar yang menjadi makanannya kering dan mati. Kini sukar bagi Sang Lembu itu mendapatkan rumput yang segar. Pada suatu hari Sang Lembu mengambil keputusan untuk meninggalkan Tuan Peladang. Seboleh-bolehnya Sang Lembu ingin membuat sesuatu untuk mengubat kesedihan Tuan Peladang. Pada suatu malam, Sang Lembu telah keluar meninggalkan kandangnya. Sang Lembu berjalan untuk mencari sumber air. Setelah jauh berjalan, Sang Lemb
Cerpen Cinta - Cinta Seorang Sahabat Angin sore menerpa wajahku yang sedang asyik-asyiknya melamunkan hal yang ga tau kenapa bisa aku lamunin. Hal ini tuh udah bikin aku galau belakangan ini. Ya, apa lagi kalau bukan jatuh cinta. Jatuh cinta udah ngebuat aku kaya orang bego.  Tiap kali aku makan, wajah dia tuh selalu muncul, ngebayang-bayangin tiap langkah aku ke sekolah, dia tuh bagaikan bintang untukku, slalu nemenin tokoh 'aku' dalam mimpi aku. Sebenernya sih dia tuh temen chattingan facebook aku, dia tuh slalu ada kalau aku lagi sedih, ada masalah, juga kalau aku seneng, dia slalu ada buat jadi tempat berbagi kesenangan.  "Braakkkk!" suara itu kedengaran amat menyeramkan, dan setelah kusadari, ternyata aku terjatuh dari ayunan yang sedang kunaiki. Ya ampun, aku ngelamunin dia lagi... Apa yang terjadi sama aku? Masa aku baru aja ngelakuin hal bego kaya gitu? Hal yang mungkin ngebuat orang lain ngakak di atas penderitaanku.  "Awww.... Sakit banget kaki aku...&
Gambar
Tak Selamanya Cinta itu Berakhir Duka Mentari pagi sudah mulai menampakkan dirinya. Tetapi Rista belum juga tidur. Rista menangis sejak tadi malam. Rista masih tidak terima atas keputusan kekasihnya yang menginginkan hubungan mereka berakhir. Rista sangat mencintai kekasihnya itu sehingga saat kekasihnya memutuskan hubungan dengannya, dia sangat terpukul sekali. Hatinya hancur ketika mantan kekasihnya itu mengucapkan kata berpisah tanpa ada sebab jelas. Setelah Rista merasa lelah karena menangis semalam suntuk, dia pun mulai memetik senar gitar dan menyanyikan lagu yang mewakili perasaannya saat ini. Pernahkah kau merasa jarak antara kita. kini semakin terasa stelah kau kenal dia. Aku tiada percaya teganya kau putuskan indahnya cinta kita. Yang tak ingin ku akhiri. Kau pergi tinggalkan ku... Tak pernahkah kau sadari. Akulah yang kau sakiti. Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari. Oh Tuhan tolonglah aku hapuskan rasa cintaku. Aku pun ingin bahagia walau tak bersama dia
Gambar
Legenda Dewi Bulan dan Pemanah Matahari Jaman dahulu kala, di China hiduplah sepasang suami istri. Sang istri bernama Chang ‘E dan suaminya bernama Hou Yi. Kehidupan mereka berubah ketika suatu hari, sepuluh matahari - yang berupa sepuluh ekor burung api yang seharusnya muncul bergantian di langit – tiba-tiba muncul bersamaan, menyebabkan bencana ke bumi. Kekeringan dan kemarau panjang melanda. Hou Yi, seorang pemanah ulung, dengan panah pusakanya berhasil memanah sembilan dari sepuluh matahari itu, menyisakan satu untuk menunjang kehidupan di bumi. Hou Yi menjadi pahlawan dan seharusnya kisah ini berakhir bahagia. Seharusnya. Berkat jasanya, sang Ratu Langit memberikan hadiah berupa dua buah pil keabadian agar Hou Yi dan Chang ‘E bisa hidup abadi di istana langit. Mereka memutuskan untuk sementara menyimpan pil itu dan menunggu saat yang tepat untuk naik ke langit. Dengan bahagia, pasangan itu menanti hari baik untuk bersama-sama menjadi sepasang Dewa. Namun malang tak dap
Gambar
MOTIVATION ! Demi menunaikan rukun Islam yang ke-5, Marwan Lumpo Abubakar rela terus mengayuh sepedanya hingga ke tanah suci umat Islam, Mekah. Hal itu dilakukannnya dengan niat yang ikhlas dan tekad yang bulat. Tak banyak peralatan yang ia bawa. Pria 66 tahun ini hanya membawa peralatan sederhana yang sekiranya akan sangat membantu, seperti ban serep, peralatan untuk memperbaiki dan menambal ban sepeda, kartu identitas, paspor, ATM, serta uang Rp 1 juta. "Usia saya sekarang sudah menginjak kepala enam. Kalau saya pergi haji (dengan pesawat seperti biasa), maka saya kemungkinan bisa berangkat sekitar 2028. Dengan umur saya yang sekarang rasanya saya tidak bisa berangkat. Biarlah saya mengalah, asalkan niat saya tercapai," t utur Marwan sambil menyeka peluh, seperti dilansir Kompas. Ia juga telah siap jika suatu saat di jalan terjadi apa-apa dengan dirinya. Ia bahkan juga sudah berpesan kepada keluarga, jika terjadi sesuatu, bahkan sampai meninggal. "Saya tetap p
Boleh Dibaca nih gan .... FILM tentang jejaring sosial seruh deh tonton di youtube deh ! Sinopsis Film Republik Twitter “ Sekarang ini, suara rakyat itu suara twitter ” Kalimat itu diucapkan oleh Kemal (Tio Pakusadewo), yang bekerja sebagai Konsultan Komunikasi, kepada Arif Cahyadi (Leroy Osman), seorang pengusaha, yang namanya mendadak jadi trending topic di twitter. Keberhasilan Kemal mengangkat nama Arif di dunia maya, lantas membuatnya mendorong Arif untuk maju dalam pencalonan gubernur DKI Jakarta. Sukses Kemal itu ternyata berkat kepiawaian seorang pemuda bernama Sukmo (Abimana Aryasetya) yang tekun dan lihai mengolah 140 kata. Sukmo, mahasiswa tahun akhir di Jogjakarta, awalnya datang ke Jakarta untuk mengejar komitmen cinta dari seorang wartawan cantik bernama Hanum (Laura Basuki). Keduanya saling kenal lewat twitter. Dari twitter, Hanum menantang Sukmo untuk bertemu di Jakarta. Andre (Ben Kasyafani), teman satu kos Sukmo yang berasal dari Jakarta, mencibir rencana Sukmo.
Gambar
Kisah Seorang Ayah Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya. Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian membongkok ?” Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di beranda. Si ayah menjawab : “Sebab aku lelaki.” Anak perempuan itu berkata sendirian : “Saya tidak mengerti”. Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung rasa kebingungan. Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang lelaki.” Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah kebingungan. Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan ibunya lalu