Salah Paham

   Hari-hari Nabilah selalu dilalui dengan baik dan ceria. Namun ia teringat saat dia kelas 8 SMP dulu. Kini Nabilah telah duduk di kelas 9 dan kakaknya, Nadya sudah menjadi mahasiswa baru di fakultas kedokteran. Cerita Nabilah ini sangat indah dan sangat sukar untuk dilupakan.
Suatu pagi, hari ini Nabilah akan masuk sebagai anak kelas 8 pertama kalinya. Nabilah sudah bangun pagi-pagi sebelum dibangunkan ibunya. Bangun tidur dia berdoa lalu menyiapkan seragam, sepatu, kaos kaki, dasi dan topinya. Cepat-cepat dia masuk ke kamar mandi untuk mandi pagi. Lalu dia mulai menghabiskan sarapannya.
“Ya ampun, Nab. Pelan-pelan aja.” Kata Nadya yang baru bangun tidur. Nadya masuk siang, maka dari itu dia bangun siang.
“Bener tuh kata Kakakmu. Nanti tersedak lho.” Tambah bapaknya.
“Iya pak. Iya kak.” Setelah selesai makan Nabilah mengambil tasnya dan berkangkat. Tak lupa dia berpamitan pada bapak, ibu, dan kakaknya. Katanya, “Nabilah berangkat ya Pak, Bu, Kak!”
Perjalanan ke sekolah tidak jauh. Hanya berjalan 15 menit Nabilah sudah sampai gerbang sekolah. Apalagi kalau naik sepeda. Dulu Nabilah kalau berangkat sekolah pasti bersama Alya. Tapi sejak Alya pindah ke Pekanbaru, Nabilah berangkat sekolah sendiri.
Nabilah adalah seorang Comate. Comate adalah nama sebutan fans dari Coboy Junior. Itu loh… boyband yang isinya anak ABG. Kata Nabilah Coboy Junior itu selain berbakat mereka juga ganteng, keren, seumuran. Di kelas Nabilah hampir semua Comate termasuk Biya, teman sebangku Nabilah. Tapi ada juga yang ACJR, salah satunya Ray. ACJR itu kependekan dari Anti Coboy Junior. Ray sangat membenci Coboy Junior dan Comate, tapi Nabilah tidak tahu dan tidak mau tahu apa alasan Ray membenci Coboy Junior.
Tak lama Nabilah sampai di gerbang sekolahnya. Nabilah langsung masuk ke kelas. Dia masih satu kelas dengan Ray. Nabilah meletakan tasnya di bangku nomer 2 deretan 1. Karena Biya duduk di situ dan dekat jendela. Sedangkan Ray duduk di bangku nomer 2 deretan ke 4. Di sebelah Ozy dekat tembok.
Setelah upacara bendera, bu guru mengabsen semua muridnya satu persatu. Di kelas Nabilah ada 2 anak yang tinggal kelas dan 3 anak yang pindah termasuk alya. Tahun ini kelas Nabilah tidak mendapat murid baru. Tapi teman yang ini saja sudah cukup menurut Nabilah.
“Nabilah Azahratu?” Bu guru mengabsen.
“Hadir bu!” Jawab Nabilah.
“Prillibiya Rosbiya?”
“Ada bu!” Jawab Biya.
“Raynaldo Rusdiantoro?”
Ray menjawab dengan tenang. “Hadir”
“Ih.. sok keren!” Nabilah berbisik pada Biya. Biya mengangguk setuju.
Jam istirahat pun tiba. Anak-anak pergi ke kantin untuk jajan. Nabilah dan Biya tinggal di kelas. Biya mengeluarkan Coboy Junior Official Book miliknya yang dia beli sewaktu liburan kemarin. Biya juga mengeluarkan CD album Coboy Juniornya.
“Wah.. keren sekali! Aku juga mau.” Kata Nabilah.
“Kamu beli aja.” Usul Biya. “Di toko buku terdekat. Masih tersedia banyak” sambungnya.
“Tapi sama siapa? Nggak ada yang bisa antar aku.” Nabilah kecewa.
“Hmm…” Biya berfikir. Ray masuk dan duduk di tempatnya. “Nah… sama Ray aja!”
“Apa? Ray? Mending nggak usah beli!” Nabilah dan Biya tertawa kecil.
Mendengar tawa Nabilah dan Biya, Ray mendekat lalu mengambil buku Biya. Katanya, “Coboy Junior?” Lalu membantingnya di lantai.
Biya mengambil bukunya lalu keluar. Nabilah membawa CD Biya dan mengikuti Biya. Nabilah kembali di depan Ray. Dia marah besar dengan Ray tapi Ray hanya memasang wajah biasa saja seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Hari kedua Nabilah di kelas 8. Ray belum meminta maaf. Kata Biya memunggu Ray minta maaf sama kayak menunggu hujan salju di gurun. Tidak akan terjadi! Tahu kenapa? Soalnya Ray bukan tipe anak yang bisa minta maaf dan bisa menyesali semua perbuatan salahnya. Maka dari itu jangan berharap Ray mau minta maaf.
Pulang sekolah! Nabilah pasti nomer satu yang sampai di rumah. Bagaimana tidak? Ibunya yang pegawai kecamatan pasti pulang sore. Bapaknya yang pegawai bank juga pulang sore bahkan malam. Kakaknya Nadya juga pulang sore. Tapi kali ini ada yang berbeda. Sampai di rumah ternyata Nadya sudah pulang dahulu.
“Ko kakak sudah di rumah?” Nabilah penasaran.
“Ya memang tidak boleh Nab?” Nadya balik bertanya.
“Boleh. Eh kak. Temani aku nonton konser Coboy Junior yuk?”
“Kamu masih suka Coboy Junior?” Nabilah mengangguk. “Oke. Kapan?”
“Besok ya kak. Jam 3. Aku sudah pesan 2 tiket VIP. Harusnya untuk Biya. Tapi Biya malah ke rumah sakit. Soalnya adiknya sakit demam berdarah.”
Keesokan harinya. Nabilah pulang pukul 11.00. Sedangkan kakaknya pukul 11.30. Setengah jam kemudian mereka berangkat ke lokasi konser Coboy Junior. Mereka mengantri di lobi penukaran tiket. Tak lupa Nabilah membeli Coboy Junior Official Book serta kaos dan pernak-pernik Coboy Junior yang berhadiah poster.
Di studio konser para Comate menjerit histeris ketika Coboy Junior muncul dengan baju bernuansa batik. Semua terlihat sangat keren. Mereka sempat menarik Comate maju, tapi sayang itu bukan Nabilah. Hp Nabilah bergetar terus menerus. Ketika dilihat ternyata Ray menelponnya. Tapi dia mengabaikannya.
Setelah konser saatnya tanda tangan dan foto bersama khusus pembeli tiket VIP. Setelah mengantri Nabilah akhirnya mendapatkan tanda tangan semua personil. Dia juga berfoto bersama mereka. Rasanya gugup bertemu langsung dengan mereka.
Paginya di sekolah. Nabilah menunjukan tanda tangan personil Coboy Junior kepada Biya. Biya ingin juga mendapat tanda tangan mereka. Tapi apa daya. Adik Biya lebih penting dari pada Coboy Junior. Betul tidak?
Ray menghampiri mereka lagi. “Ah Cuma dapet tanda tangan aja bangga.” Ray mengambil poster Nabilah yang sudah bertanda tangan itu lalu menyobek-nyobek hingga potongan kecil.
“Ray kamu itu kenapa sih? PERGI!” Nabilah yang marah besar mengambil potongan-potongan kertas itu sambil menangis.
Hari demi hari berlalu. Tapi kejadian itu masih membekas di benak Nabilah. Ray juga tak mau minta maaf. Biya hanya bisa menjadi penengah di antara mereka. Tapi masih saja gagal. Mata Nabilah masih besar. Mungkin dia masih menangisi posternya yang di robek ray.
“Sudahlah Nab. Masih bisa beli lagi kok. Percaya kakak deh.” Nadya merayu.
“Iya Nab. Bener kata kak Nadya. Lagipula dua bulan yang akan datang Coboy Junior akan meet and great disini. Pasti kamu juga dapet tanda tangan.”
“Nggak mau pokoknya Nabilah maunya yang itu!” Nabilah semakin marah. Ia masuk ke kamar dan mengunci pintu.
“Biya. Memang siapa yang merobek poster Nabilah?” Tanya Ibu Nabilah.
“Teman kami, Bu. Ray namanya. Dia tidak suka dengan Coboy Junior.”
“Sudahlah. Jangan terlalu kita manjakan Nabilah.” Sahut bapak Nabilah.
Suatu hari Minggu. Saat Nabilah sedang bermain dengan Biya tiba-tiba Ray menelpon Biya. Nabilah tidak mengetahui hal itu. Tapi ia di minta Biya untuk pulang. Ketika sampai di halaman Nabilah harus menutup mata.
“Ada apa sih?”
“Udah ikutin aja.”
Biya membuka pintu dan Nabilah masuk bersamanya.
Terdengar suara 4 anak bernyanyi. “Kau bidadari jatuh dari surga dihadapanku. Ea. Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku. Ea”
Nabilah berteriak lalu membuka mata. Dihadapannya berdiri Iqbaal, Bastian, Aldi, Kiki, Ray, Ibunya, dan Kakaknya. Nabilah sangat terkejut dengan kejutan ini. Dia tidak menyangka jika rumah akan kedatangan tamu istimewa. Nabilah langsung minta tanda tangan dan foto bersama.
“Eh tunggu dulu. Siapa yang ajak kalian datang kemari?” tanya Nabilah pada Coboy Junior.
“Ray.” Mereka ber-4 dengan kompak menjawab sambil menunjuk Ray.
“Ehm… Nab. Ini sebagai tanda permintaan maafku untuk kamu. Kamu maafin aku kan?”
“Iya Ray. Maafin aku juga sudah berprasangka buruk sama kamu.”
“Tidak masalah. Coba waktu konser teleponku kamu angkat. Pasti kamu punya kesempatan ketemu Coboy Juniornya lebih lama.” Sahut Ray.
“Ko bisa?” Nabilah bingung.
“Nabilah. Bapaknya Ray itu managernya Coboy Junior.” Jawab Biya.
“Yang bener? Ah… aku menyesal.”
Ya, begitulah yang terjadi waktu itu. Kini Nabilah, Biya maupun Ray sudah tidak bermusuhan lagi. Nabilah juga sering bertemu Coboy Junior di rumah Ray. Tapi Nabilah masih menyimpan suatu tanda tanya besar. Yaitu, “Mengapa Ray sempat membenci Coboy Junior bila ayahnya manager Coboy Junior?”
Cerpen Karangan: Steffany Shelby dPI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kak Ros

Kematian Gumortap